WORKSHOP TB DOTS BAGI PETUGAS DOKTER DAN PETUGAS KESEHATAN
Apr
22
Category EVENT Peningkatan Kompetensi
22 Apr, 2024 07:00 - 28 Apr, 2024 23:00
Solo
Description

Penyakit tuberkulosis (TB) disebabkan oleh infeksi Mycobacterium

tuberculosis. Tuberkulosis hingga saaat ini masih merupakan masalah utama

penyakit infeksi di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan

prevalensi tuberkulosis tinggi dan menempati urutan kedua setelah India

berdasarkan Global Tuberculosis Report 2015. Kuman tuberkulosis paling sering

menginfeksi paru (menular) tetapi sebenarnya dapat menginfeksi semua organ di

tubuh kita di luar paru yang dikenal dengan TB ekstra paru (tidak menular).

Penularan TB paru terjadi melalui udara (airborne spreading) dari droplet infeksi.

Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang membatukkan dahaknya, dimana

pada pemeriksaan hapusan dahak umumnya ditemukan basil tahan asam (BTA)

positif. Penularan umumnya terjadi dalam ruangan dengan ventilasi kurang. Sinar

matahari dapat membunuh kuman dengan cepat, sedang pada ruangan gelap

kuman dapat hidup. Risiko penularan infeksi akan lebih tinggi pada BTA (+)

dibanding BTA (-).

Gejala tuberkulosis paru meliputi gejala respiratorik dan gejala sistemik.

Gejala respiratorik adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk dapat

disertai darah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala sistemik adalah demam,

malaise, berkeringat malam, nafsu makan menurun, dan berat badan menurun.

Gejala TB ekstra paru seringkali tidak khas dan muncul sesuai dengan organ yang

terinfeksi misalnya kaku kuduk, sakit kepala menunjukkan kemungkinan meningitis

TB; nyeri tulang belakang menunjukkan kemungkinan spondilitis TB; nyeri perut,

mual, mutah, disuria, diare atau konstipasi menunjukkan kemungkinan TB

abdominal.

Penanganan tuberculosis harus meliputi sisi pencegahan, diagnosis, dan juga

penatalaksanaannya. Penanganan penyakit tuberkulosis menjadi semakin rumit

setelah munculnya strain M. tuberculosis yang tidak lagi peka terhadap obat anti

tuberculosis dan disebut dengan TB multi-drug-resistant (MDR). Tuberkulosis

resisten obat ini dapat terjadi pada organ paru (menular) maupun ekstra paru (tidak

menular). Pengobatan TB MDR harus dengan regimen khusus dengan rentang

waktu yang lebih lama dan efek samping yang lebih besar.

Dalam rangka optimalisasi pelayanan TB DOTS, bagi petugas dokter dan petugas

kesehatan dan meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya penyakit tuberkulosis

maka perlu diadakan Workshop untuk meningkatkan pemahaman mengenai

pengelolaan pasien tuberkulosis secara rasional di rumah sakit dan fasilitas

pelayanan kesehatan lainnya.

Terselenggara Pelatihan telah terselenggara atau jadwal pelaksanaan sudah lewat