Bencana dapat disebabkan oleh peristiwa alam (naturalbencana) maupun ulah manusia
(man-madebencana). Menurut Strategi Internasional PBB untuk Pengurangan Bencana (UNISDR),
bencana dapat dikategorikan menjadi degradasi geologi, hidrometeorologi, biologi, teknologi, dan
lingkungan.
Indonesia terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik: Lempeng Benua Asia,
Lempeng Benua Australia, Lempeng Samudera Hindia, dan Lempeng Samudera Pasifik. Indonesia
juga dilalui oleh cincin api berupa dua jalur pegunungan, yaitu Sabuk Sirkum Pasifik di timur dan
Pegunungan Mediterania di barat. Hal ini menyebabkan Indonesia memiliki 127 gunung berapi
aktif dan lebih dari 5.000 sungai, 30% di antaranya melewati wilayah padat penduduk, menjadikan
Indonesia sebagai negara rawan bencana. Di bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk
vulkanik (volcanic arc) yang membentang dari Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara hingga
Sulawesi, yang merupakan pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah di sampingnya; rawa
mendominasi beberapa
Kondisi tersebut dapat menyebabkan terjadinya letusan gunung berapi, gempa bumi,
tsunami, banjir, dan tanah longsor. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa Indonesia merupakan
salah satu negara dengan tingkat kegempaan tertinggi, sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan
Amerika Serikat. Gempa bumi akibat interaksi lempeng tektonik dapat menimbulkan gelombang
pasang jika terjadi di lautan. Sebagai wilayah yang banyak terkena dampak pergerakan lempeng
tektonik tersebut, Indonesia juga kerap mengalami tsunami di beberapa wilayah. Seiring dengan
tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia, pembangunan infrastruktur pun semakin meningkat. Hal ini juga didukung dengan masifnya pemanfaatan teknologi khususnya media sosial
yang memudahkan penyebaran informasi dan mobilisasi masyarakat untuk mengakses atraksi
apapun. Misalnya, hal ini bisa menjadi potensi bencana jika tidak ada peraturan yang tepat dan
kesadaran masyarakat. Tragedi Itaewon di Korea Selatan yang awalnya dimaksudkan untuk
merayakan Halloween, ternyata menjadi bencana ulah manusia yang menewaskan 159 orang dan
melukai 96 orang. Di Indonesia, kejadian serupa terjadi di Kanjuruhan. Pertandingan sepak bola
antara Arema FC dan Persebaya memakan korban jiwa sebanyak 132 orang dengan rincian 596
korban luka ringan dan sedang serta 26 korban luka berat.
Mengingat tingginya angka bencana dan akibat yang ditimbulkan dari bencana alam
maupun bencana akibat ulah manusia, maka kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan. Untuk itu
perlu diadakan forum khusus pendidikan kebencanaan bagi para dokter, penyedia layanan
kesehatan lainnya, dan masyarakat umum. Pada akhirnya, diharapkan seluruh lapisan masyarakat
semakin waspada terhadap segala potensi bencana sehingga kerugian dan korban jiwa dapat
diminimalisir. Oleh karena itu, maka Panitia Emergency Response and DisasterInternational
Jamboree Faculty of Medicine Universitas Jenderal Achmad Yani 2024 akan
menyelenggarakan Workshop International Jamboree 2024 dengan Tema “Together Aligning
Medical Capabilities and Building Resilience of Medical