PERKI Bandung Raya memiliki komitmen jangka panjang dalam menangani bidang penyakit jantung dan neurovaskular dengan pendekatan inovasi yang menghadirkan terobosan untuk mengubah kehidupan pasien. Saat ini, komitmen PERKI Bandung Raya diperluas ke pasien penderita fibrilasi atrium (AF) yang prevalensinya berdasarkan pedoman praktik APHRS 2021 tentang skrining AF adalah sekitar 0,49 – 5,4% dan diperkirakan ada sekitar 1.400.000 pasien AF di Indonesia. Prevalensi AF meningkat seiring bertambahnya usia sehingga menyebabkan kasus menjadi sulit karena sebagian besar fungsi organ menurun terutama dengan fungsi ginjal yang memerlukan penilaian dan pemilihan pengobatan yang cermat. Manfaat Direct Acting Oral Anticoagulant (DOAC) dalam mengurangi stroke dibandingkan warfarin bukanlah satu-satunya pertimbangan dalam memilih pengobatan, faktor keamanan seperti risiko perdarahan besar perlu menjadi pertimbangan. Masalah keamanan ini membahayakan pasien, terutama jika pasien mengalami perdarahan intrakranial. Menyeimbangkan pemilihan terapi pada aspek efektifitas dan keamanan DOAC adalah keterampilan dan pengetahuan yang harus dimiliki dokter sebelum memilih pengobatan untuk pasien AF. Studi pada dunia nyata atau real-world evidence telah menjadi data yang dapat diandalkan bagi pemangku kepentingan layanan kesehatan untuk mengambil keputusan karena adanya informasi yang belum tersedia dari data uji coba kontrol acak (randmozied control trial). Ada banyak studi RWE yang diterbitkan yang membandingkan pengobatan DOAC yang akan melengkapi kesenjangan dalam pengetahuan saat ini. Karena itu, kebutuhan akan pendidikan kedokteran yang berkelanjutan di kalangan dokter spesialis jantung dalam penanganan pasien fibrilasi atrium membuat PERKI Bandung Raya berinisiatif untuk mengambil peran dalam menghadirkan program pelatihan (workshop) terkait manajemen pasien fibrilasi atrium berdasarkan perkembangan terkini dalam mengambil keputusan klinis. Kami dengan senang hati meluncurkan dan menawarkan workshop AF ini sebagai upaya untuk menutup kesenjangan pemahaman dengan memberikan pedoman terkini dan berbasis bukti dalam menangani pasien dengan fibrilasi atrium dan tromboemboli vena.