Berdasarkan dari rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kementerian
Kesehatan tahun 2020 - 2024 dalam peningkatan pengendalian penyakit dimana perhatian
khusus pada kelompok penyakit tidak menular yang salah satunya adalah penyakit sindrom
metabolik seperti diabetes, penyakti jantung, hipertensi, dan juga gangguan syaraf.
Prevalensi dari sindrom metabolik di dunia Indonesia sebesar 23%, pada perempuan 26,6%
dan pada laki-laki 18,3%. dengan penderita mayoritas berada di umut produktif.
Prevalensi dari Salah satu penyakit metabolik sindrom yaitu diabetes pada wilayah Asia
Tenggara dimana Indonesia berada, menempati peringkat ketiga dengan prevalensi sebesar
11,3%. Organisasi International Diabetes Federation (IDF) juga memproyeksikan jumlah
penderita Diabetes pada penduduk umur 20 - 79 tahun pada beberapa negara di dunia yang
telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi. Cina, India dan Amerika
Serikat menempati urutan tiga teratas dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta, dan 31
juta. Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah penderita
terbanyak yaitu sebesar 10,7 juta. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia tenggara
pada daftar tersebut sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap
prevalensi kasus diabetes di Asia Tenggara. Berdasarkan data tersebut informasi mengenai
intervensi dan prevensi secara dini perlu untuk dilakukan, salah satunya dengan
pemeriksaan genomik.
Oleh sebab itu, di tahun 2024 Prodia melaksanakan roadshow seminar dokter nasional di 12
kota berbeda dengan mengusung tema besar “Unlocking the code: Genomic insight for
clinicians” yang diperutukkan bagi para klinisi. Pemeriksaan Genomics menjadi salah satu
pemeriksaan yang sedang digencarkan dimana pemeriksaan genomics ini berdasarkan dari
gen seseorang dimana 99.9% DNA yang dimiliki masing-masing orang adalah sama dan 0.1%
DNA berbeda sehingga perbedaan 0.1% DNA inilah yang menyebabkan perbedaan pada
masing-masing individu. Perbedaan ini disebut sebagai single nucleotide polymorphism
(SNP) yang membedakan fisik ,hingga risiko penyakit setiap manusia berbeda-beda
contohnya risiko terhadap penyakit sindrom metabolik seperti penyakit jantung, diabetes,
hipertensi, dan stroke. Pemeriksaan terhadap varian SNP ini dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui risiko penyakit berdasarkan profil genetik.