Seminar “Brain and Heart Connection: Double Protection for Ischemic Stroke and Migraine”
Apr
12
Category EVENT Peningkatan Kompetensi
12 Apr, 2025 08:00 - 12 Apr, 2025 14:00
Aryaduta Hotel Bandung
Description

Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu faktor risiko stroke iskemik adalah atrial fibrillation (AF), yaitu gangguan irama jantung yang meningkatkan risiko pembentukan trombus di atrium. Trombus ini dapat terbawa ke otak dan menyebabkan stroke embolik. Pasien dengan AF memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibandingkan individu tanpa AF. Oleh karena itu, pencegahan stroke pada pasien dengan AF menjadi aspek penting dalam penatalaksanaan penyakit ini. Salah satu metode utama dalam pencegahan stroke pada pasien AF adalah penggunaan antikoagulan oral untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Non-Vitamin K Oral Anticoagulants (NOACs) telah menjadi pilihan utama dibandingkan warfarin karena memiliki efektivitas yang sebanding atau lebih baik dalam mencegah stroke dengan risiko perdarahan yang lebih rendah, tidak memerlukan pemantauan rutin, serta memiliki interaksi obat dan makanan yang lebih sedikit. Beberapa jenis NOAC yang telah digunakan secara luas meliputi dabigatran, rivaroxaban, apixaban, dan edoxaban.

Namun, meskipun NOACs telah direkomendasikan dalam berbagai pedoman klinis internasional, masih terdapat tantangan dalam penggunaannya, termasuk pemilihan pasien yang tepat, penyesuaian dosis berdasarkan fungsi ginjal, serta manajemen pada kondisi khusus seperti pasien dengan risiko perdarahan tinggi. Migrain juga merupakan salah satu gangguan neurologis yang paling umum, dengan prevalensi tinggi di seluruh dunia. Kondisi ini bukan sekadar sakit kepala biasa, tetapi merupakan gangguan primer yang melibatkan disfungsi neurologis kompleks, termasuk hipereksitabilitas kortikal dan disregulasi sistem trigeminovaskular. Migrain dapat menyebabkan nyeri kepala yang parah, disertai gejala seperti mual, muntah, serta sensitivitas terhadap cahaya dan suara, yang secara signifikan dapat mengganggu kualitas hidup pasien. Bagi dokter spesialis saraf, memahami patofisiologi, diagnosis, dan strategi manajemen migrain yang komprehensif menjadi krusial dalam memberikan penanganan yang optimal bagi pasien. Seiring dengan berkembangnya penelitian dalam bidang neuromodulasi, terapi farmakologis, serta pendekatan non-farmakologis, terdapat berbagai inovasi dalam pengelolaan migrain, termasuk penggunaan monoclonal antibody CGRP inhibitors, neuromodulasi, serta terapi individual berbasis biomarker neurologis.

Terselenggara Pelatihan telah terselenggara atau jadwal pelaksanaan sudah lewat