Epilepsi merupakan salah satu gangguan neurologis yang sering ditemukan, dengan prevalensi yang cukup signifikan di seluruh dunia. Di Indonesia, diperkirakan terdapat ratusan ribu penderita epilepsi, dan tantangan dalam penanganan penyakit ini terus berkembang seiring dengan munculnya temuan klinis serta teknologi terbaru. Meskipun terapi obat antibangkitan (OAB) telah digunakan secara luas, masih ada sejumlah besar pasien yang tidak merespons pengobatan dengan baik atau mengalami efek samping yang signifikan. Kondisi ini menekankan pentingnya upaya penelitian dan inovasi berkelanjutan untuk mengembangkan pendekatan baru dalam pengelolaan epilepsi. Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai kemajuan telah dicapai dalam bidang diagnostik, pengobatan farmakologis, dan non-farmakologis epilepsi. Misalnya, pengembangan teknik neurostimulasi, perbaikan dalam teknologi pemantauan EEG, serta kemajuan dalam genetika dan bioteknologi membuka jalan bagi strategi pengobatan yang lebih personalisasi dan efektif. Selain itu, pendekatan multidisiplin yang melibatkan neuropsikologi dan rehabilitasi juga semakin diakui dalam meningkatkan kualitas hidup pasien epilepsi.