Pelatihan Dasar Teknik Intervensi Nyeri Muskuloskeletal
Feb
28
Category COURSE Terakreditasi Kemenkes
28 Feb, 2024 09:29 - 03 Mar, 2024 17:00
Unpad Training Center
Description
Di Indonesia sampai dengan saat ini, pengelolaan nyeri secara khusus masih belum menjadi
prioritas utama dalam kurikulum pendidikan formal/non-formal profesional kesehatan. Secara
formal dalam pendidikan profesional kesehatan, nyeri dengan berbagai kompleksitasnya hanya
diberikan sebagai bagian dari pembelajaran berbagai penyakit dengan gejala subjektif nyeri, serta
bukan sebagai materi pembelajaran tersendiri. Pengelolaan nyeri bahkan tidak dicantumkan
secara eksplisit dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI)6,7
.
Kurangnya kesadaran dan keterampilan pengelolaan nyeri secara holistik yang berorientasi pada
pasien (patient-centered care) menjadi salah satu hambatan terbesar dalam pengelolaan nyeri di
Indonesia. Peningkatan kompetensi dan keterampilan profesional kesehatan, terutama dokter
yang menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan, menjadi sangat penting dalam meningkatkan
kualitas layanan nyeri di Indonesia. Peningkatan kompetensi dan keterampilan profesional
kesehatan secara komprehensif, terstandar dan tersertifikasi menjadi salah satu kunci untuk
mencapai pengelolaan nyeri yang optimal, efisien dan berkualitas, mengikuti kebutuhan
masyarakat yang terus meningkat seiring perkembangan zaman.
Salah satu pendekatan pengelolaan nyeri yang relatif baru dan sedang berkembang, serta mulai
diterima oleh berbagai spesialisasi kedokteran di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan
adalah intervensi nyeri. Berbagai metode pengelolaan nyeri dengan pendekatan invasif minimal,
seperti injeksi, blok syaraf, neuromodulasi, atau neuroablasi, baik dengan/tanpa panduan alat
pencitraan (ultrasonografi atau fluoroskopi), mulai digunakan praktisi medis dengan
pertimbangan klinis yang seksama berdasarkan evidence-based medicine yang ada guna
mengurangi keluhan nyeri para penderitanya. Berbagai modalitas terapi intervensi nyeri terus
berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran. Terapi intervensi nyeri diharapkan dapat mengisi celah (gap) kebutuhan terapi yang
ada dengan melengkapi opsi modalitas terapi nyeri konvensional, seperti terapi farmakologis dan
operatif yang memiliki berbagai keterbatasan (seperti efek samping jangka panjang dan biaya
yang relatif mahal), dengan menawarkan beberapa keunggulan yang mungkin sulit diperoleh oleh
modalitas terapi konvensional.
Terselenggara Pelatihan telah terselenggara atau jadwal pelaksanaan sudah lewat